Reposting dari web lama nih, ternyata kok belom ada di web ini...
Go Organic or Living Regular?
Sebetulnya, mau pake sayuran dan makanan yang biasa pun tetap saja yang dimakan adalah 'benda' organik. Organik kan artinya hidup.. Tapi, untuk bahasan yang sekarang, makanan organik adalah makanan yang diperoleh/dibudidayakan di tanah yang bebas pencemaran, melalui cara yang alami, natural, tanpa melibatkan bahan-bahan kimia untuk mem-boost hasil akhirnya. Misal, kalau sayuran ya di tanam begitu saja secara alami. Pupuknya pakai pupuk kompos yang bersumber dari hewan atau sampah tumbuhan lain, dan untuk menghalau hama mengandalkan tanaman yang bisa menghalau hama atau membiarkan predator serangga pengganggu memakannya.
Kalau berupa hasil ternak, si hewan diberi makanan naturalnya. Kalo unggas ya hanya dibiarkan mencari makan seadanya dan ditambah biji-bijian alami, kalau sapi ya diberi rumput saja. Nggak ada cerita tuh dikasih pellet yang isinya protein hewani juga apalagi disuntik antibiotik.
Kalo gitu kenapa harga bahan makanan organik mahal? Wong diproduksinya juga 'seadanya' gitu.
Yaa.... Ada sisi kecerdikan marketing juga sih. Ada anggapan bahwa mengkonsumsi makanan organik dapat mengangkat derajat kesehatan (dan status sosial :D) dan sudah jadi semboyan bahwa kesehatan itu mahal harganya.
Tetapi, dalam produksi sayur dan buah organik tentunya hanya yang terbaik yang bisa dilempar ke pasar. Karena tidak menggunakan pestisida kimiawi, maka hasil panen pun tidak akan semua mulus. Padahal konsumen selalu mengharapkan mendapat sayuran yang mulus dan hewan yang gemuk.
Katakanlah punya 5M2 lahan stroberi, pada saat panen mungkin hanya setengah aja yang mulus. Lainnya mungkin ada yang digigit ulat,busuk dan gangguan lain tentu nggak dijual. Jadilah sisanya tetap dijual dengan harga produksi lahan utuh. Mahal? Jelas...
Jadi, ada baiknya kita mengetahui benar-benar status "organik"nya. Kalau memang betul tersertifikasi sebagai bahan pangan organik, tentu nggak masalah dan tentunya lebih bermanfaat. Tapi kalau yang pura-pura "organik" itu yang menyebalkan... Akan lebih baik lagi, kalau suatu hari nanti di Indonesia sudah ada satu lembaga resmi yang bisa mengesahkan ke-organik-an suatu bahan pangan. Sehingga kita mendapat sesuai apa yang kita bayarkan dan nggak perlu bergantung pada produk organik impor. Sudahlah organik, impor pula. Kebayang mahalnya kan?
Nah, bagaimana dengan pilihan bahan makanan untuk MPASI anak kita tercinta?
Sebetulnya kalo bisa pakai bahan organik tentu sangat OK, namun bukan berarti pakai bahan makanan biasa jadi nggak sehat.
Bahan makanan yang tidak diperoleh secara 'organik', artinya diproduksi dengan cara bertanam / beternak 'biasa' bukan berarti tidak sehat dan tidak aman. Yang penting cara mempersiapkannya yang harus diperhatikan. Misalnya, untuk sayuran berkulit silakan dicuci-kupas-cuci lagi dan keringkan sebelum diolah. Sayuran berdaun dipetik,dan dicuci dengan air mengalir satu persatu hingga bersih. untuk makanan hewani, pilih ayam kampung, daging segar, dan ikan segar di pasar.
Nggak susah kok...
Kalaupun memang ada dana untuk menyediakan segala bahan MPASI dari bahan organik, boleh banget menggunakan full organik untuk makanan bayi Anda dan pastikan sampai besar nanti dia tetap menggunakan bahan makanan organik, ayah ibunya juga sekalian ikutan lebih sehat mengkonsumsi pangan organik. Jangan hanya waktu bayi mulai makan sampai 1 tahun diberi makanan organik, lalu setelahnya mulai dilepas pakai makanan biasa karena alasan "Makannya makin banyak, kalau organik semua kan mahal" hihihi.. Nanggung dong mau sehatnya :)
Kalau menurut pendapat saya, ada baiknya juga tetap mengenalkan makanan yang 'biasa'. Kenapa? Anda harus berpikir jangka panjang, apabila bayi selalu terkena barang 'baik' maka dia tidak pernah membuat imunitas untuk sesuatu yang 'jahat'. Dan seperti yang Anda lihat, Indonesia kan bukan negara yang bersih dan steril dibandingkan negara lainnya. Bakteri mudah berkembang biak karena disini lebih lembab dan hangat.
Istilahnya, kalo suatu hari nanti anak kita keluar main ke dunia yang nggak sepenuhnya berisi bahan-bahan 'organik' yang bersih dan sehat, maka dia sudah memiliki proteksi pada dunia yang liar ini. Untuk bahan-bahan tertentu yang harga "versi" organiknya masih reasonable tetap kami beli. Kenapa enggak?
Tapi bukan berarti kami lalu tidak membeli yang non organik, tetep lah... Ya, anggap saja itu variasi, tidak perlu terlalu saklek untuk soal seperti ini.
Impor atau Lokal Ya?
Nah ini juga lumayan membingungkan, atau sebenarnya terlalu dibikin bingung?
Tertera dengan jelas di poin pemberian MPASI pernyataan lugas bahwa sebaiknya MPASI dibuat dari BAHAN-BAHAN LOKAL
Masalahnya, kita -para ibu-ibu- lebih sering browsing resep MPASI dari website luar negeri, dimana terdapat bermacam bahan makanan ajaib. (dan memang beberapa waktu lalu belom ada milis mpasirumahan , weblog ini, dan weblog mamaku kokihandal yang keren ituh... Hahhaha)
Jadi, secara nggak disengaja juga kita jadi terbawa untuk mencicip-kan yang namanya butternut squash lah, zukini lah, atau alpukat selandia baru, kiwi, blueberry.... You name it. Padahal, makanan pertama untuk bayi sebetulnya nggak usah dibawa pusing dengan memberikan makanan impor itu. Nggak semua yang impor bagus lhoo. Bahan makanan lokal memiliki rantai distribusi yang lebih pendek, jadi tidak perlu disemprot-semprot pengawet-segar sayur-buah seperti buah sayur impor.
Mari kita manfaatkan dulu bahan-bahan lokal yang biasa kita temukan di pasaran. Misal:
Kacang hijau = menggantikan lentils/dals
Ubi kuning = sweet potato
Terong ungu = pengganti untuk zukini
Labu parang = rasanya mirip sekali dengan kabocha
Lobak putih = teksturnya mirip dengan radish
Jeruk Pacitan = jeruk sunkist
Jeruk Bali = grapefruit
Salm dengan ikan laut lokal seperti tengiri, salem, baronang, kerapu, kakap, dll
Selain itu banyak juga sayuran dan buah lokal yang juga nikmat untuk makanan bayi dan balita Anda, seperti kangkung, bayam, wortel, buncis, labu air, labu siam, pisang raja, pisang ambon, mangga, belimbing, tomat buah (tomat gendut), kacang panjang, jagung, bunga kol putih, dll Gunakan apa yang kita konsumsi untuk makanan sehari-hari, tidak perlu terlalu dibuat spesial. Malah bikin susah saat dia mulai besar nanti, sebab tidak kenal dengan bahan makanan yang biasa dimakan orang tuanya.
Jadi, jangan merasa bersalah atau merasa anaknya kurang beruntung kalau tidak menggunakan produk organik atau produk impor. Semuanya bisa diatur dan diseimbangkan sesuai kebutuhan, dan yang penting Angka Kecukupan Gizi anak terpenuhi.
Salam,
DepeZahrial